Senin, 21 April 2014

Aku Menangis, Tuhan..

Skenario Allah tak akan pernah terpeleset walau sesenti jarakpun. Keadaan dan keinginan yang dikehendaki hati tak lepas dari pengawasannya. Ah, ya..

Sabtu kemarin, selepas pulang dari kegiatan Bedah Buku "Bidadari-bidarari surga", pembicaranya adalah penulisnya sendiri, Darwis Tere Liye. Yah, dia adalah seorang penulis yang notabenenya sangat menjunjung tinggi keberadaan wanita. Bahkan di setiap novel yang dia buat selalu mengangkat derajat wanita. Mulai dari Bidadari-bidadari surga itu sendiri sampai kepada novel secuel "politik action" nya, Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk. Ya, seperti itulah.

Sosok Tere Liye yang begitu menyenangkan, santai, dan komunikatif, dengan raut wajah yang ketika dipandang meneduhkan hati. Hahaha, saya juga tidak percaya bisa mengatakan ini. Tapi itulah yang kurasakan. Saya mungkin menjadi penonton yang masuk kategori antusias menghadiri kegiatan tersebut. Pas mengetahui info melalui Fans page "Darwis Tere Liye" aku langsung menghubungi pihak panitia penyelenggara. Janjian ketemu. Dan deal! Tiket sudah di tangan. Tiba di lokasi pun jam 07.30 pagi dan walhasil ngaret sampai jam 10.00. Saya bersama seorang teman berhasil duduk di kursi deretan paling depan. Berarti peserta masih bisa dihitung jari pagi itu. Kira-kira kami orang ke tujuh. Bayangkan antusias kami. And Jreng! Wajah penulis idolaku bisa dengan jelas kulihat tanpa perantara apapun.
Tere Liye tidak pernah menginginkan adanya sesi poto-poto yang kebanyakan pelaku dunia artistik lakukan ketika bertemu penggemarnya. Ada sesi.. tapi sesi tanya jawab. 


Eh, saya sudah berbicara panjang lebar mungkin. Anggap saja itu sebagai pengantar dari kisah yang ingin kubagi.

Sabtu kemarin, 19 April 2014, bisa kukatakan kalau hari itu jauh dari rencanaku untuk hanya berkunjung ke acara bedah buku itu. Oleh Aya, seorang juniorku di kampus, yang datang jam 08.30 sedang menjual buku dan dia membawanya ke tempat acara. Ada sebuah buku yang menarik perhatianku, tetapi tiba-tiba harganya mengambil kembali perhatianku. Mahal. Sebuah Al-Quran kecil, tebal kira-kira satu centi meter yang kemudian kembali berhasil menarik perhatianku. Stock nya tersisa satu. Dan berhasil dibeli lebih dulu oleh temanku, Dini. Yah, Al-Quran seharga 20.000 rupiah saja. Murah, bukan? Selain itu sifatnya praktis, karena dalam satu juz hanya terdiri dari 5 lembar, jadi ketika membacanya tak terasa kita sudah selesai satu juz. Buku-buku yang dibawa oleh Aya adalah dari toko buku "Mutiara Ilmu", jaraknya tak jauh dari lokasi acara bedah buku. Dan kami memutuskan ke sana. Aya menawariku ke Mutiara Ilmu. Dan selepas duhur dan usai makan siang di rumah makan kami berangkat bersama dengan Dini.


Sebelum ke sana, kami sempatkan sebuah salon kosmetik. Kosmetik untuk si Aya. Hihihihi.. Belakangan, dia sering mengeluh tentang jerawatnya. *Ah, anak muda jaman sekarang :D . Dan menjadi sebuah kebetulan yang sangat, ternyata pemilik salon itu adalah sepupu Dini. Dan jadilah hidangan kue dan segelas minuman dingin berbaris rapi di hadapan kami, siap untuk di teguk di panas terik yang keterlaluan.


It's time to MUTIARA ILMU..

Kami pamitan, bilang terimakasih.

----


5 menit kemudian kami tiba di Mutiara Ilmu. "Waw, waw, dan waw.. kalian semua menggoda sekali." Itu kalimatku menatap hampir ribuan buku terpampang rapi di depan mataku. Ke sana kemari, ke mari ke sana. Tak ada bosan. Ini adalah kali kedua saya ke toko buku di bulan ini. Dua minggu yang lalu juga sama sekali tak kurencanakan. Berdua bersama teman sepulang dari membeli tiket bedah buku Tere Liye. *Ah, kalau mau dipikir, sebenarnya hidup itu selalu saling berkaitan..

Mataku langsung kembali memberi perhatian kepada Al-Quran serupa yang sebelumnya telah dibeli Dini. Dapat. Ambil. Cari buku lagi. Ah, ini juga sama sekali tidak pernah kurencanakan. Buku yang dua minggu lalau saja belum selesai kubaca. Mau beli lagi? Dan hatiku menggoda. "Beli sajalah, mumpung lagi di toko buku. Kamu tidak ngiler, apa?" Hahahahhhahhah.. Saya ngiler, lah.. banget..!!!!!!


"YA ALLAH, DIAKAH JODOHKU?"


Saya masih sibuk mencari buku-buku bacaan. Selalu tertarik ke novel. Sayang, belum ada yang menarik perhatianku. Buku kuliah? Ah, di sana tidak menyediakan..


"YA ALLAH, DIAKAH JODOHKU?"


Saya berjalan menyusuri rak-rak buku lainnya. Tetap mencari. Dan, hey.. "YA ALLAH, DIAKAH JODOHKU?"


Sampul berwarna orange itu menarik perhatianku. "YA ALLAH, DIAKAH JODOHKU?"


"Dini, lihat ini.." Dengan senyum tertahan, kuperlihatkan ke Dini. Aya sedang menghitung sesuatu yang entah apa, dan belakangan baru kutahu itu adalah uang dagangan bukunya. *Wanita hebat, dia..


Kami berseru. Melihat judulnya saja, saya sangat tertarik. Dan buku itu berhasil kuajak pulang.




----

Tuhan.. Hatiku berdesir malam ini..

Tentang dia, tentang sosok sangat kuinginkan akan menjadi imamku kelak
Tuhan, mengapa hatiku bergejolak membaca setiap kalimat dari buku yang telah  Engkau hadirkan untukku sejak dua hari yang lalu?

Tuhan.. Aku menangis, Tuhan...

Bukankah buku ini titipanmu, untukku menjadi wanita sebaik-baiknya wanita?

----

"YA ALLAH, DIAKAH JODOHKU?", karya Burhan Sodiq ini berhasil menggugah hatiku tentang Allah yang sebaik-baiknya perencana. Meski hanya sebuah buku yang kalimatnya sederhana, sesederhana kalimat-kalimat Allah dalam nash-Nya. Tetapi buku ini berhasil merasuki kalbuku, dan mungkin kalbu setiap orang yang membacanya.

---

Tuhan.. Aku menangis..
Meminta kebaikan untukku,
Jagalah dia calon imamku kelak
Entah dia yang sangat kuharapkan, atau dia yang telah kau gariskan
Entah kepada siapa..

Kepada engkau calon imamku kelak..

Jagalah dirimu baik-baik, karena aku telah mempersiapkan diri untukmu
Menjadi wanitamu, yang insyaallah diridhoi oleh sang Khalik
Penjaga hati kita

Kepada engkau calon imamku..

Aku tak tahu harus mengatakan apa nanti jika bertemu denganmu

Tuhan..

Izinkan aku menunggunya menjemput dalam bahagia

Tuhan..

Kepada dia calon imamku, jaga dia baik-baik..

---

Nah, kali ini mungkin saya ingin mensintegrasikan dari bedah buku yang telah terskenario dalam waktu tak lebih dari 12 jam. Bahwa "Bidadari-bidarari Surga" adalah wanita solehah yang kelak akan menjadi wanita idaman setiap insan lekaki soleh. Cobalah kalian beli, baca, boleh pinjam, untuk memahami maksudku dari tulisan ini.

Menjadi wanita yang soleh untuk calon imam kita kelak. Aamiiin, insyaallah.


Adakah kalian tak tertarik membacanya?