Selasa, 24 Juni 2014

KITA

Kawan, semua ini bukan tentang masing-masing kita ini adalah siapa. Tapi siapakah kita seutuhnya. Maksud saya, kita ini telah menetapkan banyak cerita yang telah menjadi cerita-cerita. Cerita yang sama2 kita punyai. Tak pandang apa, siapa, apalagi kedudukanmu apa.

Satu, dua, tiga tahun belakangan, saya rasa itu semua lebih dari cukup kita memahami kalau kita itu ya kita. Bukan kamu, bukan aku lagi.

Hei, kita masing-masing ini dulunya apa? Seperti kerikil-kerikil kecil saja, kan? Nah, tiga tahun itu bukannya cukup bahkan sangat cukup untuk menyatukan semuanya? Menjadikannya batu besar yang kokoh, kuat, hebat, dan tahan banting?

Hei, semua ini cobaan. Kita semua amat tahu kalau cobaan itu sebenarnya amat manis kalau kita mau memahaminya baik2. Tuhan tidak pernah menciptakan yang bahkan bencana sekalipun itu ada manfaatnya. Semua berbuah kebaikan.

Kawan, masih banyak hari-hari yang sedang duduk manis menunggu bahagia kita nantinya. Mau membiarkan dan memberikan kesempatan sedih itu tertinggal terus? Tidak, kan?

Baik. Kita semua salah. Tidak ada yang benar. Karena semua membenarkan diri. Pun termasuk saya juga. Tapi, kawan. Pahamilah, pahamilah ini adalah cobaan yang indahnya bukan main kalau kita mau memahaminya. Mengambil hikmah saat diam2 masalah datang tanpa permisi.

Seperti sekarang ini yang menjadikan kita kembali ke masing2 lagi. Bukan "kita" lagi. Apa mau seperti ini terus?

Bukannya kita lebih baik kalau menjadi "kita" daripada masing-masing diri sendiri?

jujur, mata saya berkaca-kaca menulis ini. Sambil mengingat keutuhan kita di tahun-tahun yang terlewat. Yang dengan rela meninggalkan banyak cerita-cerita. Hey! Bukan hanya satu cerita, kan?

Kawan, masing-masing kita adalah yang terbaik. Dan akan lebih baik lagi jika kita benar-benar menjadi "KITA"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar