Selasa, 24 Juni 2014

Puisi Kematian :o

"PUISI KEMATIAN".
Sebenarnya dua kalimat itu saya peroleh dari om tercinta kita. Yang siap memberikan solusi terbaik saat kita membutuhkan banyak informasi. Om Google (hkhkhkhkhk..!)

Tak sengaja saja. Awalnya saya mencari info tentang salah seorang sastrawan yang meninggal dunia. Mencarinya karena sebuah status teman FB saya.

Puisi kematian? Ini mistis! Horror!

Tapi baik. Saya akan mencoba membuat puisi tentang kematian. Ini pertama kalinya membuat tulisan puisi jenis ini. Entahlah jenis apa! *Haha, saya merinding sendiri menulis ini. Tengah malam, Bo'!

Ehm..
_____
Aku tak pernah menatap sebuah cahaya
Tidak pernah
Yang kutemukan hanyalah kegelapan
Sama seperti malam ini

Mataku terbuka
Lebar tak berkedip
Meraba gelap
Tetap gelap

Tubuhku berjalan?
Aku bertanya pada diri sendiri
Serumit inikah?
Sekacau inikah?
Dimana akan kutemukan cahaya?

Ah! Iya, aku terbaring
Bayangan di pikiranku sempurna menggangguku
Menenggelamkan tubuhku yang sudah layu
Bahkan tak bergerak

Tetapi kenapa mataku melotot lebar?
Kemanakah cahaya?
Kenapa sempit sekali?
Aku tak bisa bergerak!
_____

Ada yang bisa menangkap makna dari puisiku?
Saya jelaskan saja, ya.
Saya berusaha menjadi seorang yang mati. Sesuai dua kata di atas, saya mencoba merangkai status ini menjadi sebuah tulisan yang mengandung puisi dan menarik benang baru setelah membacanya.

Ya, saya hanya ingin memberitahu kalau melalui puisi yang seketika ini kubuat adalah gambaran alam kubur ketika kita banyak melakukan dosa saat di dunia. Gelap, sempit, mata melotot mencari cahaya yang tak akan pernah ditemukan. Tak akan pernah. Sebab dosa menutup semua tittik cahaya.

SELESAI.

Intinya, Inspirasi menulis bisa datang dari mana saja. Kuulangi; Ini hal baru buat saya. Mencoba hal baru tidak salah, kan?

*Eh, puisi saya jelek, ya?  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar