Selasa, 24 Juni 2014

Seharusnya Begini.. :D

Saya masih ingat kejadian beberapa tahun silam saat duduk di bangku SD kelas 5. Saya termasuk salah seorang siswa yang selalu masuk 5 besar di kelas sejak kelas 1. Jadi, sejak kelas 1 sampai kelas 6, guru-guruku tidak pernah memberi hukuman. Sama sekali tidak pernah. Sekalipun itu.

Tetapi yang masih membekas di pikiran saya, saat kelas 5 SD saya mendapatkan cubitan yang saya sendiri tak tahu asal muasalnya seperti apa. Saya salah? Salah apa? Guruku mencubit dalam-dalam perutku. Aduh! Sakitnya minta ampun.

"Salah saya apa, Bu?" Saya bertanya, membela diri. Bagaimana tidak kalau dipanggil tiba-tiba , disuruh mendekat dan cubitanpun melayang. Parahnya, pertanyaanku tak dijawab. Miris, bukan?

Saya, menangis. Tapi tidak dihadapannya. Kembali duduk di bangkuku, menangis sambil berpikir salah saya apa tiba-tiba dicubit sebegitu ganasnya. Oh, Tuhan.. Saya tidak terima.

Hei, sampai sekarang saya masih berpikir; alasannya apa, Bu???!!! Hahahaha

Perasaan sedih ini kembali muncul saat tadi, di kelas. Dosen saya, Ibu Ummu mengajarkan MK Metodologi Pembelajaran PAI. Dan kebetulan sekali tadi membahas tentang "metode pemberian hukuman", atau biasa disebut metode Targib.

"Pemberian hukuman harus berdasarkan kesalahan apa yang dilakukannya bukan siapa yang melakukannya." Penjelasan Ibu Ummu jelas sekali.

Nah, ini yang bikin saya sampai sekarang berpikir sama guru SD saya, kok tiba-tiba menyubit, ya? Saya tidak pernah mencubit siapapun, kok.

Ini sesungguhnya pelajaran untuk saya pribadi. (Atau kalian juga yang mungkin bisa mengambil pelajaran dari cerita ini). Bahwa, peserta didik itu --apalagi SD-- mentalnya belum kuat- kuat amat. Jadi sekali dikasari, apalagi tanpa sebab yang jelas, bahaya akan terbawa sampai dewasa.

Jadi, kalau memberikan hukuman, berilah sewajarnya saja sesuai dengan kesalahan apa yang ia lakukan. (INGAT: Pemberian hukuman, bukan berdasar siapa yang salah, tapi kesalahannya apa)

Satu lagi; Berilah penjelasan dan alasan kenapa peserta didik kita, kita hukum.

Yayaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar