Senin, 13 Maret 2017

PERTANYAAN CINTA

"Ibu guru, kenapa kalau saya sedang main sama teman, di hati saya seperti ada yang sedang berbicara bilang 'Pergilah belajar! Pergilah belajar!'." Murid saya yang akrab disapa Cinta tiba-tiba mendekat saat jam pulang sekolah. Wajahnya yang sepintas mirip bule' itu terlihat bingung.

"Itu artinya, ada malaikat yang membisiki ke arah kebaikan." Saya mendekatkan wajah lebih dekat, "Cinta, kalau ada yang ajak berbuat  baik, mau?"

Dia mengangguk pelan.

"Nah. Belajar itu, kan baik. Jadi malaikat tidak mau kalau Cinta terus-terusan main." Saya memasang wajah yakin. "Main boleh. Asal jangan terlalu. Belajar juga penting sekali."

Dia menggangguk lebih cepat.

"Sebaliknya, kalau Cinta terus-terusan main, itu justru ada yang menggoda." Saya tersenyum sebentar dan kembali berbicara, "Setan."

Walahnya tiba-tiba berubah menjadi takut.

"Jadi Cinta mau belajar atau main terus?"

"Belajar, Bu."

"Nah, gitu!"

Saya pikir, jawabannya sudah tuntas. Dia sudah benar-benar paham. Saya lalu merapikan dan memasukkan barang-barang ke dalam tas.

"Ibu guru!" Dia memanggil lagi dengan wajah bingung.

"Hm?"

"Saya juga pernah mimpi Bapak saya kecelakaan saat mau pergi menjual di pasar." Ayah Cinta memang adalah pedagang rempah-rempah di pasar Pa'baeng-baeng. Saya tahu karena pernah diberi sebungkus rempah-rempah; bawang-bawangan, dkk. Lengkap dengan arahan, "Kalau misal Ibu ke pasar, silahkan singgah di kios saya, ya, Bu."

"Maksudnya kecelakaan bagaimana?" Gantian, saya yang berubah bingung.

"Jatuh dari motor, Bu."

Hmm.. Saya menimbang-nimbang jawaban. Mencari jawaban terbaik untuk anak seusianya. "Itu artinya, kalau Bapak Cinta ke pasar, Cinta harus sudah bangun. Doakan Bapak biar selamat di jalan. Pulang juga selamat sampai rumah."

Dia mengangguk, "Iya, Bu."

"Karena doa itu yang akan menyelamatkan Bapak Cinta dari hal-hal yang tidak baik. Bukan hanya kecelakaan saja."

"Cinta mau doakan Bapak, kan?"

"Iya, Bu."

"Jadi kalau Bapak Cinta ke pasar, Cinta mau bangun lebih awal?

Dia mengangguk dan tersenyum. Wajahnya yang berseri-seri lalu menyalami tangan saya dan berpamitan pulang.

-29/08/16-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar