Rabu, 08 Maret 2017

THE BOOK THIEF DAN HITLER

Setelah menonton film "The Book Thief" (2013) yang menggambarkan seorang remaja keturunan Yahudi yang ketagihan membaca dan mencuri buku untuk membacakannya kepada seorang Yahudi yang jatuh sakit dan disembunyikan di bawah tanah rumahnya, di film itu, saya justru lebih tertarik dengan kisah Hitler dan tentara Nazi-nya yang mengecam seluruh Yahudi untuk keluar dari negaranya, Jerman. Saya tetiba penasaran dan bertanya tentang: mengapa Hitler sangat membenci Yahudi? Hal ini pernah saya tanyakan kepada seorang teman dan tidak menemui jawaban.

Rupanya, setelah membaca buku "Armageddon, Peperangan Akhir Zaman" (Gema Insani, 2003), pertanyaan saya terjawab. Bahwa pada 31 Agustus 1949, Ben Gurion yang merupakan pemimpin Zionis Israel, dihadapan delegasi Amerika yang sedang berkunjung ke Israel menyatakan, "Walaupun kami merealisasikam mimpi kami untuk menciptakan sebuah negara Yahudi, kami masih berada dalam tahap permulaan. Sekarang hanya ada 900 ribu orang Yahudi di Israel, sementara itu mayoritas orang Yahudi masih berada di luar negeri. Tugas masa depan kami adalah membawa seluruh orang Yahudi ke Israel."

Nah, untuk merealisasikan kembalinya bangsa Yahudi ke Israel, maka para pemimpin Zionis membuat program pemaksaan agar seluruh Yahudi yang berada di luar Israel segera kembali ke Israel. Di antaranya adalah kerja sama atau kesepakatan rahasia antara Zionis dan Nazi Jerman agar dengan kekejaman tentara Nazi tersebut, maka Yahudi di Jerman segera pergi ke Palestina.

Dalam film "The Book Thief" yang mengklaim sebagai kisah nyata yang terjadi pada Februari 1938, orang-orang Yahudi diusir dari Jerman dimana mereka telah banyak bermukim di sana. Siapa saja yang membela Yahudi, siapa saja yang ketahuan menyembunyikan seorang Yahudi di rumahnya, maka akan dihukum berat bahkan dibunuh. Kekejaman yang dilakukan oleh tentara Nazi untuk menciptakan kondisi tidak nyaman dan orang Yahudi memilih kembali ke negaranya.

Selain di Jerman, juga dilakukan teror untuk mengganggu orang Yahudi di Polandia dan Irak yang disebut sebagai teror Haganah, dikomandani oleh Ben Gurion sendiri yang bertujuan sama yaitu agar orang Yahudi kembali ke Israel.

Hal ini tentu beralasan, mengumpulnya Yahudi di Israel, merupakan janji Allah yang terakhir dan akan memicu mereka berkumpul di Yerussalem sebagai tempat mereka akan diazab dengan azab yang pedih. Mereka yang berasal dari berbagai negara telah menyebabkan berbagai perubahan kultur, bahasa, dll, sehingga keadaan mereka saat dikumpulkan seperti logam yang bercampur baur/berlainan jenis.

"Dan kami berfirman setelah itu kepada bani Israel, 'Berdiamlah kalian di bumi ini dan apabila datang Wa'dul Akhiroh (janji akhir), niscaya kami akan mendatangkan kalian dalam keadaan bercampur baur.'" (Q.S Al-Israa: 104)

10 Juni 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar