Rabu, 08 Maret 2017

PETE-PETE ALIM

Don't judge a book by it cover!
Sepanjang jalinan persahabatan saya dengan pete-pete (baca; angkot), banyak sekali hal yang saya temui. Wajah-wajah baru, sopir yang ugal-ugalan sampai yang ramah, jalanan baru, lorong-lorong baru, anak-anak lorong, perbincangan baru, sampai memerhatikan banyak sekali orang yang saling kenal namun berubah sedemikian rupa seperti orang asing. Untuk yang terakhir, saya pernah menulis tentang itu dan tidak sedang akan membahasanya.

Umumnya, sopir pete-pete hobby sekali memutar lagu-lagu dangdut. Atau lagu-lagu yang sedang naik daun atau lagu-lagu jadul yang ingin naik daun lagi. Kalau diingat-ingat, banyak sekali kenangan yang datang kalau mendengar lagu-lagu lama. Itu kata teman saya. Iya, kata teman saya.

Saya juga punya teman yang katanya menghapal beberapa lagu hasil dari perjalanan kisahnya bersama pete-pete. "Bagaimana tidak dihapal kalau yang diputar itu-itu terus!" Ujarnya.

Saya juga sesekali memerhatikan penumpang asik menggerakkan tangan atau kaki mengikuti irama dari radio. Bahkan ada yang bernyanyi dengan suara pelan. Saya baru bereaksi kalau lagunya diputar keras, "Pak, tolong dikecilkan!" Sebenarnya, kehidupan baru bisa saja tercipta di atas pete-pete. Bisa saja menjadi tempat bertemunya kamu dengan seseorang, misalnya. Ibu guru, teman SMA bahkan teman TK. Atau..

Berbicara soal lagu, di atas pete-pete yang kutumpangi tadi, ada hal yang baru kudapatkan. Sopir yang rambutnya gondrong bergelombang sebahu, celana robek kiri kanan dari lutut hingga mata kaki, pakai topi asal-asalan, memutar kaset murottal Quran dengan menyetir mobil dengan aman, nyaman dan terkendali. Dia begitu menikmati lantunan ayat Quran.

Duhh.. Sebagai penumpang, saya terharu. Baru kali ini saya menemukan pete-pete yang alim sekali.

-26/07/16-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar